Senin, 26 Maret 2012

Bosan dengan Level yang mandeg...bagaimana solusinya?

apa ada yang merasa mulai bosan dengan karirnya (bagi dbcners dibaca : levelnya?...baca2 sedikit tentang kemandegan karir, katanya ada penyebabnya salah satunya fenomena kepuasan dan ketidakpuasan,

"kok enak ya upline kita ikut semdir di bali, sementara kita morat marit TUPO dan bantuin donlen, ditolak terus dalam nyari donlen hehe"...lalu merasa tidak fair dan tidak puas.

penjelasan yang mungkin kita tangkap adalah bahwa hal-hal yang menurut kita tidak sesuai atau tidak fair, memang memunculkan ketidakpuasan. Hanya saja, apakah ketidakpuasan itu akan kita gunakan untuk memperbaiki atau merusak diri, itu pilihan kita. 

Ketika ketidakpuasan itu berubah menjadi hal-hal yang merusak karir kita, hampir tidak ada yang secara gentle mengakui bahwa itu lahir karena keputusan kita juga. Umumnya, kita menunjuk siapapun atau apapun yang penting bukan diri kita. 


ketidak-puasan itu muncul dari batin kita dan jika kita biarkan, maka jadilah ia demotivator dalam bentuk: tidak ada gairah berprestasi ke tingkat yang lebih tinggi, kehilangan visi pribadi ke depan. Biarpun jaringan kita banyak, tetapi kalau batin kita bermasalah, maka jaringan yang banyak itu tak bisa berbuat banyak untuk kemajuan karir kita. 


di sini saya melihat bahwa mengelola emosi itu penting, karena akan mengajarkan kapan kita menggunakan ketidakpuasan sebagai pemacu untuk merumuskan program perbaikan baru dan kapan kita menggunakan ketidakpuasan itu sebagai spirit untuk menjalankan program yang sudah kita rumuskan. 


katakanlah misalnya nasib karir kita belum sebagus yang kita inginkan, tetapi yang paling penting di sini adalah batin kita dinamis. Dengan batin yang dinamis ini langkah kita menjadi dinamis dan lebih enteng. Kalau langkah dipenuhi oleh beban ketidakpuasan. Kita bagaikan kendaraan yang kelebihan muatan. Biarkan gas sudah kita tancap sedemikian kuat, tapi kecepatannya masih belum optimal. 


Kita memang tidak bisa menciptakan perubahan karir dalam satu malam, tetapi keputusan kita untuk melakukan perubahan atau menggunakan ketidakpuasan sebagai pemacu perubahan, bisa kita lakukan dari mulai malam ini juga. Benarkan? 


di sarikan dari
Mengantisipasi Kelumpuhan Karir
Kategori Organisasi Industri
Oleh : Ubaydillah, AN
Jakarta, 10 Maret 2006

Rabu, 19 Oktober 2011

Membangun Indonesia dari Rumah

judulnya deeeh berat amat...hehehe gak juga, beneran itu bisa.  kan sering kita denger keluarga adalah negara terkecil, kalau negara kecil kita bisa sejahtera, sehat dan gemuk..ujung2nya gemuk juga negara kita indonesia ini.  masih belum nyampe? yuk kita telusuri

sebelum melanjutkan, mohon maaf ya..kayanya note2 saya melulu ngomongin ibu2, habis gmn lagi saya gak bisa nulis novel yang berhayal2 saya hanya bisa nulis tentang keseharian saya yang jujur yaitu sebagai ibu RT, jadi segala persoalan ya diliat dari sudut pandang ibu RT.

nah jadi menurut saya kita sebagai ibu rumah tangga bisa loh ikut membangun negara, kita bisa looh memberantas korupsi . looh gmn caranya? wong KPK aja pusing ngurusinnya, apalagi ibu2 RT yang udah pusing ngurusin cucian dan setrikaan disuruh berantas korupsi??

iya BISA! bukan dengan bawa2 spanduk di bunderan HI, panas aaah...caranya adalah dengan memberdayakan ibu2 RT supaya bisa punya penghasilan sendiri.

kalo ibu2 udah punya penghasilan sendiri, dia jadi gak usah ngerecokin suaminya untuk selalu pulang bawa duit lebih,  gara2 kita juga kan (baca istri)  yang gak merasa cukup dengan penghasilan halal suami akhirnya mendorong suami kreatif mencuri...jadi pelaku korupsi tidak lain tidak bukan adalah ibu-ibu rumah tangga! bapak-bapak Rumah Tangga hanya diperalat saja

sekarang apa aja manfaatnya kalau ibu RT bisa berpenghasilan sendiri, lebih idealnya lagi dari rumah saja, tanpa harus pergi meninggalkan anak

-. kalau punya penghasilan sendiri, kita bisa memilih makanan yang baik untuk keluarag kita, memilih buah2an yang segar, memilih baju yang bagus dipandang, bisa punya alat2 RT yang memperingan kerja Rumah tangga, tangan tetap halus, kecantikan terjaga ;)

-. kalau punya penghasilan sendiri, kita tidak khawatir ketika sakit, kita pilih dokter yang terbaik, kita sekolahkan anak2 kita di tempat yang terbaik. membeli mainan edukatif, memberikan les musik dllnya

-. kalau punya penghasilan sendiri, kita bisa memberdayakan penduduk sekitar, mulai dari mungkin menjadi asisten di rumah, daripada kita capek mengurus sendirian, lebih baik memberi pekerjaan pada orang lain, sehingga kita bisa fokus mendidik anak dan suami, dan punya banyak waktu mengembangkan diri dengan membaca buku, mengikuti berita atau training2 lainnya

-. kalau kita penghasilan sendiri, kita bisa cari anak-anak yatim sekitar rumah dan membantu menyekolahkan, memberi pakaian dan makanan, sehingga kita tidak sejahtera sendirian

-.kalau kita punya penghasilan sendiri, kita bisa menopang kehidupan orang tua kita yang tunjangan pensiunanya tidak seberapa, menopang pendidikan adik2 dan saudara kita sehingga mereka tuntas sekolahnya.

-. kalau kita punya penghasilan sendiri kita akan mempunyai kebanggan dalam diri sendiri, bahawa kita mampu berkarya dan karya kita dihargai,  kita punya kesempatan belajar lebih banyak, tidak rendah diri dan tampil percaya diri, mengetahui dirinya lebih berguna bagi banyak orang

-. kalau punya penghasilan sendiri,kita mampu membayar zakat, membayar pajak, infaq sedeqah dan sebentar lagi qurban..akhirnya kita kan bisa menggerakan perekonomian di lingkungan kita.

-. kalau kita punya penghasilan sendiri, kita ajak suami pensiun lebih dini  ;) dan habiskan waktu berdua lebih banyak lagi sepertu dulu lagiii ;)

hmmm....masuk akal, lalu bagaimana tuh cari kerja ideal, bisa punya uang lebih tapi tetap di rumah aja..nih saya ceritakan yah ada 2 ibu rumah tangga namanya Nadia Meuthia dan Dini Shanti yang bikin gerakan revolusioner, mereka awalnya sama kayak kita..ibu RT juga yang giat mencari2 penghasilan tapi tidak mau meninggalkan anak-anak di rumah, mereka ini menciptakan sistem kerja networking yang cocok sekali untuk ibu-ibu RT namanya dBC Network

1.modal kecil cuma Rp.39.900
2. sistem online yang canggih
3. online training gratis
4. disupport penuh oleh team

dengan sistem seperti itulah, kita ibu2 RT bisa punya penghasilan yang cukup bahkan lebih, Nadia Meuthia dan Dini Shanti misalnya dari dBCN sekarang mereka mampu membeli rumah besar, mobil CRV, BMW dan jalan2 ke luar negeri 2 kali setahun, gratis..penghasilan mereka bahakan sudah ratusan juta perbulannya..hanya ibu rumah tangga loh sama seperti kita.

kok saya sebut2 mereka terus? lagi2 dini lagi-lagi nadia! saya gak bermaksud mengagung-agungkan secara buta ya, kayak mereka dewa. gak begitu, saya hanya menghormati mereka, saya mengagumi pencapaiannya dan saya ingin mengikuti jejak mereka ketika mereka berjuang mencapai mimipi-mimpi mereka..BMW dan ratusan juta hehhe

mereka role model yang baik, terdesak karena kebutuhan hidup  mereka menciptakan dBC Network, semula tujuannya hanya ingin merubah nasib hidup keluarga sendiri menjadi lebih baik malah merembet menjadi mensejahterakan kehidupan banyak keluarga lain.

jadi untuk menjadi kaya dan sejahtera gak harus menyuruh suami korupsi, kita bisa kaya dan sejahtera dimulai dari kita sendiri.   Kalau semua ibu rumah tangga punya penghasilan sendiri lewat dBC Network  kita akan menggerakkan perekonomian negeri ini, tidak akan ada lagi yang mau korupsi, tidak akan adalagi kemiskinan.

jadi yang mau berantas korupsi dan membangun indonesia dari rumah, mari ikut saya di dBC Network, akan saya ajarkan bagaimana cara-caranya, tapi sebelumnya daftar dulu:
1.isi form di http://bit.ly/tetidaftar (copas ke tab baru)
2.kirim scan/foto ktp ke teti_umarih@yahoo.com
3.siapkan uang 40rb deh buat pendaftaran

yuk kita bangun Indonesia lebih sejahtera dengan mensejahterakan keluarga kita.#tangan tergenggam keatas#

Teti Umarih
0818823184
www.bundamajubersama.com

jangan malu jualan!

sejak bergabung di dBC Network, saya makin rajin nangga...tentunya hanya di jam2 ketika urusan rumah dan pekerjaan online/offline beres, biasanya sekitar jam 4 sore ibu-ibu RT mulai keluar dari 'gua-guanya' duduk di depan rumah, biasanya pada ngumpul di seberang rumah saya , karena rumah depan itu ada ongku-ongku (kakek) yang baik hati rajin membuat bangku2 panjang. meski setelah bikin satu bangku dada Ongku sesak napas dan sakit 2 hari..setelah sembuh bikin bangku lagi atau apa aja yang diketok2 palu.

alhasil rumah ongku itu jadi spot nongkrong, anak-anak berseliweran naik sepeda dan metik bunga, ibu-ibunya bertukar berita sambil tunggu magrib karena rumah Ongku dan saya dekat dengan mushola.

kalau sudah kondusif begini maka keluar juga saya sambil dorong melati dengan sepedanya, saya bagi-bagikan katalog oriflame, sambil promosi dan proklamirkan diri..ibu 2 kalau butuh apa-apa dari oriflame boleh ya ke saya, nanti saya bantu..pembayaran cicil aja tapi beres sebulan hehe.

ada yang beli hari pertama? gak ada!yang ada hanya di pegang2 aja...diliatpun tidak.  hari kedua tetep keluarkan jurus yang sama, ketiga-keempat dan seterusnya...rupanya kegiatan itu ada juga hasilnya..orang-orang mulai ngeh saya consultan oriflame, beli masih belum.kadang2 digodain sama mereka mama melati ini..tiada hari tanpa berdagang...saya jawab aja hehe harus gini bu, saya kan mau naik haji hehe..yang godain malah jadi ngasih jempol dan berdoa untuk saya...amiiin saya doakan bu sebelum usia 30 tahun sudah naik haji! amiiiin (hmm brati beberapa hari lagi saya harus naik haji dong hehe)

nah baru deh minggu ke dua, ibu B3 pesan foundation, ibu B16 pesan maskara, ibu B5 pesan buble bath dan selanjutnya...sampai suatu malam ada yang ketok2 rumah, ini rumah mama melati? bu saya mau pesan produk oriflame dong! wah saya nyengir..tau dari mana nih? itu dari minimarket depan soalnya mama melati suka belanja sambil nenteng2 katalog...yess!! (kasir minimarket itu pasti akan  sy kasih hadiah!!!) bahkan sewaktu saya tawarkan lihat katalog, dua wanita muda menolak dan sudah menuliskan pesanannya...lengkap dengan kode dan warna...waaah hehe gak percuma sebar2 katalog.

wah alhamdulillah yaa, rejeki mah gak salah alamat, kalo kita konsisten usaha..tebel muka, maju terus selama kita berbuat yang benar kenapa harus malu?? tuuuh kan akhirnya kita jadi bisa membantu orang lain untuk mendapatkan produk berkualitas dengan cepat dan dekat dari rumah.

Jadi jangan malu berjualan yaaah, jangan merasa membeli itu lebih 'kaya' daripada menjual.  berjualan bukan berarti kita lebih rendah daripada orang lain, bukan berarti kita lebih gak punya uang daripada orang lain tapi berjualan itu ibadah!menambah pertemanan, mencerdaskan otak kita (matematik bo, itung2an kembalian) dan usaha yang langsung di contohkan Rasul, selain itu kita juga punya pemasukan...percaya deh orang-orang lebih respek ke pada pribadi yang rajin berjualan daripada rajin belanja.  coba tanya suami,tipe istri mana yang membanggakan yang rajin berusaha jualan atau rajin menghabiskan uang?

doesn't matter what people might say lah..MLM lah, produk Oriflame gini lah, jualan gituan cuma buat yang gak punya kerja lah...i enjoy selling kok,you can laugh but i will win (kata mba Dian Endryana). jadi  lihat saja yang nyengir lebar belakangan siapa ...langsung dari Paris!

apalagi di dBC Network, semua serba online, order barang tinggal klik, kirim barang tinggal klik..barang sampe langsung depan pintu diantar langsung oleh kurir gak capeeek antri, gak keluar2 rumah acan.  berapa penghasilannya dari dBC Network?? jangan kaget ya setahun bisa 100-250 juta. Duit  ASELI!

kalo mau diajarin caranya bisnis yang fun gabung yuuuk sama saya di Kelompok bisnis cihuy pasti untung dBC Network-oriflame, yang serius akan saya bimbing langsung PM aja saya yaaah :)

Teti Umarih
0818823184
www.bundamajubersama.com

Oh NOOO Sepeda Melati ....????!!!

Minggu Pagi, semeleknya melati kata pertama yang keluar..mimim Ati mau main cepeda..lirih sambil kucek-kucek belek.  hmm okeh..ayo nak kita keluar rumah main sepeda, biar badan lemes, pengen tiduran sampai siang..kalo Melati sudah mau main..ya mau gak mau harus ditemenin.

biasanya sepeda pinky Melati nangkring di carport sebelah mobil miminya yang baret-baret karena Melati kalo masukin sepeda cuek..kalo stangnya nempel body..(hmmm ya gpp untung ada asuransi) ... tapi kok pagi itu gak ada yaaa?
insting pertama adalah menuju rumah teman Melati sama2 usia 2 tahunan yang biasa saling pinjam dan lupa kembalikan, ..intip rumah Ajie..gak ada sepeda Pinky, intip rumah Althaf juga gak ada..yang ada Althaf juga baru melek sama Ibunya.

"cari apa mama Melati?"...langsung dijawab Melati.."cepeda ati mana?"hmm Ibu Athaf juga bingung, lalu sama-sama kita celingukan cari sepeda dari nomer rumah pertama menyebar ke seluruh cluster kita yang terdiri dari 50 rumah itu, tau-tau ada bapak tukang yang baik dari lantai dua nunjuk2..Bu Bu itu ada sepeda pingky di lapangan..itu bukan?

Saya , Melati, Althaf dan Ibunya...menuju lapangan dan menyaksikan pemandangan yang mengerikan!  sepeda Melati kondisinya rusak berat, rem kanan patah, baret di sekujur body sepeda, roda kecil bengkok..oh tidak Melati langsung menangis.."kenapa cepeda ati rucak mimim?"..pandangan langsung ke Althaf, bukan menuduh tapi hanya meminta penjelasan, ibu Althaf yang merasa bersalah karena tiap hari anaknya selalu pinjam sepeda (baca merebut) langsung memanggil semua anak2 di cluster dan tanya satu persatu..apa yang terjadi dengan sepeda melati? siapa yang terakhir pakai?

anak2 dari usia 2 tahun sampai usia 10 tahun hanya menunduk sambil bisik2..si Amir tuh ama si Donny.."Mama Melati gak marah, tapi tolong ceritakan apa yang terjadi!" kata saya tegas..akhirnya bercerita si Sonia..mama melati itu sepeda tadi malam di pakai Amir (10 tahun) trus dibanting2 dikepot-kepot, terus dibonceng2 sama Donny (kelas 1 SMP!)..Masya Allah kata saya..mengurut dada...ini sepeda hasil menabung melati dari receh2 yang dia dapat dari Ayahnya kalau pulang Kantor, setahun Melati menabung untuk Kado Ulang tahunnya, baru sebulan dipakai sudah hancur dibanting2 anak Besar!

Bukan rasa marah, bukan dendam..demi kebaikan anak2 besar itu saya harus menasehatinya, dan harus di depan orang tuanya, maka pergilah saya ke rumah Amir 10 tahun, setelah meminta izin orangtuanya saya langsung meminta penjelasan, awalnya amir tidak mengaku, dia menujuk Donny, saya terus menasehati, Amir, mama melati tidak pelit selama ini meminjamkan sepada mama melati, sepeda ayah melati, pompa, pompa berenang dan semua yang bs dipinjamkan karena mama melati percaya sama Amir, tapi Amir kali ini sudah keterlaluan, sudah tidak meminjam tanpa izin, merusaknya tidak bilang-bilang dan meninggalkannya di lapangan.  mama melati bukan mempersoalkan uang, tapi ini sepeda sungguh berharga untuk Adikmu Melati, itu kado ulang tahunnya yang ke-2, dia juga sunguh2 menabung sejak umur 1 tahun, itupun hanya terkumpul 130rb..sedang harga sepedanya 700rb, mama melati harus cari uang sisanya untuk menambahkan, coba bandingkan 700rb itu dengan uang saku Amir?

saat itu reaksi orang tua Amir agak mengecewakan, Ibunya bilang..yah namanya juga Anak-anak Mama Melati, sebaiknya semua anak dikumpulkan supaya gak saling tunjuk siapa yang salah..tapi sekali lagi ini bukan masalah uang ganti sepeda, saya hanya ingin Amir, Bertanggung jawab dan meminta maaf karena berbuat salah, dan ada efek jera jika berbuat keonaran.  meski tidak mendapatkan yang saya inginkan saya sudah cukup puas menyampaikan unek-unek saya.

dari Amir ke Rumah Donny, donny melihat saya dan melati dari jauh mendatanginya, sikapnya langsung tidak nyaman, saya langsung minta donny memanggil Ibunya, saya meminta penjesan dari Amir dan menasehati kurang lebih sama dengan yang saya sampaikan ke Amir, bedanya Ibu Donny langsung bereaksi keras, dia langsung memarahi Donny dengan cara memotong uang jajan Donny sebesar biaya bengkel sepeda Melati, dan semua urusan bengkel Donny yang lakukan.

saya juga menawarkan solusi dengan Donny, apakah sekarang semua barang saya dan melati harus digembok? apakah saya harus mengunci pintu rapat2 karena tidak percaya dengan anak-anak komplek, padahal sebelumnya satu komplek bagaikan keluarga besar..carport siapapun bebas dimasuki dan dipakai barang2nya.  Bunga siapapun silakan dipetik..tapi gara-gara kejadian ini, timbul saling curiga..apakah jadi enak bertetangga tapi tidak percaya?

pada akhirnya Donny sangat menyesal dan meminta maaf pada saya dan Melati...kehidupan bertetangga pun kembali 'dingin" sebetulnya banyak orang tua yang mengeluhkan tindak premanisme Donny dan Amir, hanya tidak ada yang senekad saya langsung berbicara ke orang tuanya..karena saya peduli dengan Donny dan Amir, mereka anak-anak saya juga, saya ingin mereka belajar bertanggung jawab dan menghormati orang lain.

saya tidak tahu apakah ini kebetulan atau tidak, orang tua Donny memang dua-duanya bekerja, sehingga sepulang sekolah donny di tinggal sendirian sampai malam, bebas melakukan apapun tanpa pengawasan, menonton TV, mengakses internet, menelepon dan keluyuran, tidak ada yang memeberi tahu dimana batasnya, anak2 lain di komplekpun demikian, si Sonia misalkan pulang ke rumah dari sekolah SDnya sendirian menjaga adiknya yang kelas 1 SD, bebas main PS, internet, TV, jajan sebebasnya, badannya gendut karena banyak makan, main sampai malam tak dihiraukan...hal ini semakin menguatkan saya bahwa saya harus di rumah, menjaga melati, mengawasinya, mendidiknya dan memarahinya ketika dia melewati batas.

saya bersyukur bisa gabung di dBC Network, bekerja hanya dari rumah saja, tetap menghasilkan dan membantu keuangan keluarga... yang itupun sebetulnya hanya prioritas nomer sekian...karena nomer satunya adalah mendidik anak2 saya, mereka titipan dari Allah dan Ayahnya kepada saya..saya harus bisa sekuat tenaga menjaganya dari pengaruh buruk lingkungan, TV dan internet..saya ingin Melati tumbuh menjadi gadis yang tangguh dan beriman, kelak dia akan mengharumkan nama bangsa ini menjadi Dokter Melati atau Profesor Melati atau Pengusaha Melati...sampai saat itu terjadi saya harus ada disisinya dari sekarang...

untuk semua Ibu-ibu di seluruh Indonesia...jagalah titipanNYA...dia begitu berharga melebihi semua harta yang ada di dunia...beranikan diri mengambil keputusan, kuatkan tekad bahwa tiada yang bisa mendidik anak sendiri selain orang tuanya sendiri..kelak di akhirat nanti kita akan dimintai pertanggungjawaban bagaimana kita mendidik titipanNYA? beranikah menjawab jika selama ini hanya dititipkan pada TV dan Internet? beranikah??

saya berdoa semoga Donny adan Amir2 yang lain tumbuh menjadi anak yang sholeh dan bertanggung jawab, bisa membanggakan orang tua dan umat.

nah hikmah curhat saya...kalau ibu-ibu mau bekerja dari rumah, BISA dan bukan menghasilkan seadanya, bisa kitatetap bersama anak-anak kita..saya memilih dBC Network.  insya allah berkah bagi semua

Teti Umarih
0818823184
www.bundamajubersama.com

Rabu, 05 Oktober 2011

Bahagia menjadi Ibu rumah tangga



Di Keluarga besar saya di Indramayu sana, buat Nenek dan Ibu saya menjadi Ibu RT bukanlah pilihan..tetapi terpaksa, gak ada pilihan...suka tidak suka, ujung-ujungnya ke dapur juga.  ini dikarenakan tingkat pendidikan yang hanya sampai bangku sekolah dasar, tidak punya keahlian lain, membuat kemampuan finansial nol besar dan akhirnya bergantung sepenuhnya kepada suami...jadi  seperti yang sudah-sudah akhirnya ya sudahlah... Perempuan ya jadi Istri dan tinggal di rumah.

Karena tingkat ketergantungan yang demikian tinggi ini, pada beebrapa kasus ya... membuat para suami menjadi diatas angin, kadang kala berlaku seenaknya..dalam hal ini kawin lagi dan meninggalkan ibu RT bingung mengurus anak-anak yang ditinggal begitu saja tanpa tangung jawab ekonomi..apa yang terjadi para Ibu-Ibu RT yang gelisah ini mencari2 pekerjaan dengan panik, pergi beramai-ramai ke negeri entah berantah untuk sekedar mencari makan, yang tidak beruntung jatuh ke lembah perdagangan manusia... Tragis... kemiskinan membuat martabat manusia menjadi rendah dan hidup sekedar untuk bertahan, mengubur semua potensi.

Bersyukur sekali saya lahir dikeluarga yang bisa menyekolahkan sampai perguruan tinggi kami berempat, 3 perempuan dan 1 laki-laki, satu menjadi insyinyur, satu menjadi kepala sekolah, satu pengusaha suskes dan satu (saya) jadi ...Ibu Rumah Tangga ;) hehehe kok..hanya ibu RT? gak sayang? sebelum memutuskan ini tentunya saya mengalami proses yang panjang, sebetulnya saya ini seorang yang suka berkelana, tak begitu memperhatikan yang lain hanya diri sendiri, apa yang saya mau saat itu saya harus dapat, mudah berganti pekerjaan, suka jalan-jalan keluyuran...dan pernah juga berlebaran sendiri tidak pulang ke rumah orang tua. egois bangeeeet ya

Saat saya mendarat di jakarta saya dipertemukan dengan jodoh saya, segera setelah menikah saya langsung hamil dan di saat itu lah mata saya mulai terbuka, dulu hal tentang mengurus anak boro-boro jadi perhatian...jauhhh! Emang Gue Pikirin. saya mulai memperhatikan bahwa mendidik anak di kota besar, sudah otomatis menjadi tugas orang lain. ya...realistis sih, kebutuhan RT sedemikian tinggi, biaya sekolah (internasional) melambung, sekarang orang tidak puas liburan ke Taman Safari saja, tapi maunya ke Orchard atau Phuket..jadi wajar gak mungkin hanya bisa dipenuhi oleh suami saja, istri juga harus bekerja di luar rumah, anak dititipkan ke pengasuh atau neneknya bagi yang beruntung masih tinggal bersama orang tua.

hmmm hal itu menjadi pemikiran serius dalam kepala dan hati saya, maklum saya kan gak pernah mikir…pasti action duluan baru mikir belakangan hehe…tapi sekarang udah mau jadi ibu, harus mikir rencana masa depan, di Jakarta saya kan hanya berdua dengan suami, timbul pertanyaan:

apakah saya sanggup bekerja di luar meninggalkan anak saya?
apakah saya sanggup nanti menitipkan anak saya kepada pengasuh yang saya ambil dari yayasan, tidak kenal asal dan sifat2nya?
apakah nanti saya mau anak saya diajari berbicara dan bersikap baik oleh seseorang yang pendidikannya jauh dibawah saya?
apakah nanti saya tega meninggalkan anak saya diawasi oleh anak yang lebih suka smsan dan nonton sinetron?
apakah mampu pengasuh menjawab pertanyaan2 kritis anak saya?
apakah mampu saya menghindarkan anak saya dari pengaruh buruk dari lingkungan?
semua pertanyaan itu sunguh mengerikan, semua jawabannya tidak saya tidak mampu...

saya pun berdiskusi dengan suami, saya sampaikan ingin berhenti bekerja dan menjadi Ibu RT saja, saya khawatir kalau saya bekerja di luar rumah, saya tidak akan sanggup mencetak anak yang berkualitas, minimal seperti ayahnya.  agak terkejut suami dengan pilihan ini, karena dari track record kehidupan saya sebelumnya dikiranya saya bukanlah tipe seperti itu, lalu suami saya bertanya tentang rencana saya kedepan?  Sebagai ibu, saya punya tanggung jawab yang berat dalam mendidik anak-anak dan mengurus rumah tangga, tapi juga tidak mau diam, tidak melakukan apa-apa, saya tetap harus punya penghasilan yang bisa diandalkan jika sesuatu terjadi menimpa diri suami saya.

saya bilang saya ingin usaha saja, tetap memegang kendali di rumah dan mempekerjakan orang2 disekitar rumah...idealnya.  awalnya yang terfikir adalah usaha online, jual produk yang gak ada di disini  dengan memanfaatkan jaringan di luar negeri. Ok kata suami saya, kalau memang begitu, tapi sementara usaha dimulai, pendapatan kita hanya setengah dari biasanya ya..kita harus pintar kelolanya...dan gak akan mampu liburan ke luar negeri..hehehe Ok ayah! Rejeki gak akan salah, dia akan datang bagi yang berusaha menjemputnya.  saya juga berjanji pada suami, dengan usaha ini,malah saya yang akan membawanya jalan2 ke luar negeri..soalnya suami belum pernah sekalipun keluar negeri hehe.

Alhamdulillah 2 tahun ini dengan tekad yang kuat bisnis online shop saya Toko Barang IKEA lumayan berhasil, dan benar saya sudah bisa mengajak suami dan anak saya pergi ke Singapore (hehe deket sih tapi kan luar negeri juga) untuk bisnis trip,hmm tapi maaf ya ayah..bukan jalan-jalan sih hehe tapi bantu angkut-angkut barang.

Proyek selanjutnya membantu usaha suami membuka laundry kiloan, supaya sekaligus cita-cita memperkerjakan orang-orang sekitar rumah terwujud, Alhamdulillah kami sudah punya 4 karyawan berasal dari sekitar rumah saja, keuntungan financial dapat, kepuasan bathin juga dapat.

Tidak puas dengan dua usaha diatas, saya mencari lagi usaha yang masih bisa dilakukan di rumah, saya ingin sekali otak tidak hanya dipakai melulu mencari uang, tapi juga mengembangkan diri dengan mengikuti banyak training, berdiskusi dengan banyak orang yang punya minat yang sama, dan menambah jaringan, tapi tetap saya tidak ingin jauh dari anak saya, maka saya ikut jaringan ibu-ibu di dBC Network, yang membernya dari beragam profesi, dari ibu-ibu RT kaya saya, dokter, guru, karyawan kantor dan sebagainya, perkumpulan lintas bidang ini menambah wawasan dan yang terpenting penghasilan, banyak sekali yang telah berhasil di dBC Network. Semua itu cukup dilakukan depan laptop, cukup online saja. Saya optimis akan bisa berhasil disini. Mudah2an dari dBC Network, saya bisa juga mengajak suami jalan-jalan beneran ke luar negeri 2x setahun, gratis.

Sekarang ibu saya mulai sakit2an dan menurun kondisinya, tapi jangan khawatir bu, saya yang akan antar berobat, saya yang pastikan ibu minum obat, dan makan yang benar..supaya lekas sembuh dan kembali ceria seperti sedia kala, maafkan saya dulu selalu pergi mencari-cari jawaban…sekarang saya sudah menemukan jawabannya disini, di rumah!

Jadi berbeda dengan nenek dan ibu saya, saya memilih untuk jadi Ibu rumah tangga, supaya bisa mengurus suami, anak, ibu dan sekaligus mandiri secara financial...dan masih ada waktu bikin note hihi. saya tidak khawatir miskin karena selalu ada jalan bagi yang mau berusaha!.

Untuk inspirasi usaha, silakan baca pengalaman dua ibu rumah tangga yang sukses dari rumah saja Nadia Meuthia dan Dini Shanti, melalui dBC Network di www.bundamajubersama.com

yuk bergabung bersama ibu-ibu rumah tangga happy lainnya supaya bisa mandiri secara finansial di sini GABUNG


Teti Umarih
0818823184
www.bundamajubersama.com

when you are down..remember your dreams

Pernah mendapatkan bad hair day? ketika hari itu kita dipertemukan dengan customer yang marah-marah tidak puas, ketika pengiriman barang tidak tepat pada waktunya dan mengganggu stock, ketika peralatan pendukung rusak tak mau jalan, ketika proposal bisnis kita ditolak dan tidak diacuhkan...maka sisa hari itu menjadi buruk.  

di saat-saat seperti itu, tiba2 saat menyetir ke pasar, kita jadi tidak cukup sabar dengan kelakuan sopir angkot yang menyetir pelan dan berhenti seenaknya, tidak cukup sabar dengan pengendara motor yang seakan tidak sadar kalau kelakuannya dijalan cukup membahayakan, tidak cukup sabar menghadapi anak yang rewel minta jajan, tidak cukup sabar menghadapi suami yang pulang malam, dan tidak cukup sabar menghadapi pertanyaan2 orang, tidak cukup sabar dalam berusaha mencari rizki.

kalau sudah begitu saya harus merenung lagi kenapa saya harus sampai begini setiap hari? apakah harus segitunya kita mencari rizkiNYA?

saya ingat-ingat kembali apa yang menjadi cita-cita saya :
saya ingin naik haji
saya ingin punya ruko
saya ingin punya properti
saya ingin membelikan suami mobil pria, karena dia sudah baik hati mengconvert keinginan pribadinya dengan mobil kecil MERAH untuk saya
saya ingin melati dan adik2nya nanti dapat beasiswa (ortu pesimis gak sanggup bayar uang sekolah hehe)
saya ingin orang tua saya tidak harus bekerja di hari tuanya
saya ingin punya asuransi kesehatan
saya ingin mengajak suami backpaking cross country ke eropa
saya ingin tabungan pensiun
..dan beberapa yang belum kepikiran

saat ini memang cita-cita saya masih untouchable, dan memang harus "high" supaya langkah saya bisa disesuaikan dengan targetnya, makin tinggi target maka harus makin tinggi lompatan  saya untuk meraihnya.

lalu usaha apa yang saya lakukan sekarang untuk meraihnya?

selain menyisihkan tabungan dari suami yang pas-pasan, saya buka toko offline dan online, setiap hari tekun dikerjakan, dan hasilnya..kadang habis untuk menutupi kebutuhan harian, KPR, arisan, cicilan asuransi, gaji karyawan dan kebutuhan dadakan lainnya.dengan cara ini mungkin baru 10-20 tahun saya baru bisa memenuhi 1-2 nomer dari daftar cita-cita saya dan mungkin hanya menjadi sebatas cita-cita saja. I want to get rich but not die trying..

lalu karena kenyataan inilah dan karena kebutuhan jugalah saya lalu bergabung dengan dBC Network oriflame.  karena dengan dBCN,  alasannya sebagai berikut

1. modal kecil cuma Rp.39.900
2. sistem online yang canggih
3. online training gratis
4. disupport penuh oleh team

dengan support sistem seperti itu, maka dengan dBC Network cita-cita saya akan dicapai dengan lebih cepat bahkan lebih baik, hanya dalam 1-2-3 tahun saja insya allah semua itu bisa terlampaui bahkan melebihi target.

saya akan bisa naik haji ONH plus
saya akan punya banyak ruko sekaligus mess untuk karyawan saya
saya akan punya properti di pusat kota
saya  akan  memberi suami Honda CRV dan BMW ;)
saya akan sekolahkan melati dan adik2nya nanti ke jerman dengan atau tanpa beasiswa
saya akan ajak orang tua ramai2 liburan ke Bali, dan  tiap bulan sanggup mengirimi 'Gaji'
saya akan punya asuransi kesehatan premium
saya dan suami akan rutin ke eropa 2x setahun menginap di hotel bintang 5 dan dinner di restaurant terbaik...gratisss
dan pastinya Retired happy and rich dan otomatis jadi philantropis

Bagaimana cara meraihnya?
naah kalo udah inget mimpi2, inget anak dan kebutuhan yang semakin tinggi, pasti dagu saya akan naik kembali, Apalagi di dBC Network adalah bisnis dengan pertemanan, kalau merasa sedih, down dan tertolak maka saya langsung merapat dan berkumpul dengan sahabat-sahabat lainnya, insya allah rasa lelah sedih seketika sirna karena kedekatan emosional yang tinggi...heeey kita ini kan buka robot ada kalanya perlu di recharge dengan siraman kasih sayang bukan hanya angka-angka saja. kalau sudah berkumpul pasti semangat dan motivasi naik kembali...senang ya kita tidak sendirian ;)

masih merasa kurang?  lihatlah keberhasilan sahabat2 yang lain. Nadia Meuthia, Dini Shanti, Doris Nasution lalu Eka Satriana...mereka dulu juga sama memulai dari mimpi-mimpi, sekarang perlahan mereka mulai mewujudkannya, dalam 4 tahun sampai 1 tahun saja. kalau mereka bisa maka kita pun bisa, tidak ada bedanya, kita dan mereka sama kemampuannya! mesti sama juga kelak hasil yang diperolehnya. saya ingin seperti mereka, saya akan melakukan apa yang mereka telah mereka lakukan sebelum mereka kaya... and they started with dBC Network oriflame.

jadi jangan merasa kecewa dan sedih jika kita berusaha sampai lelah dan berdarah-darah tapi gak ada (belum) ada hasilnya, karena itu bukan merupakan kerugian, Allah sendiri yang akan memberi kita bonusnya ...
"Tiada suatu yang menimpa pada seorang muslim berupa lelah atau penyakit, atau kerisauan, kesedihan atau gangguan sampaipun duri yang mengenainya melainkan Allah SWT akan menjadikan semua itu sebagai penebus dosanya.(HR. Bukhari dan Muslim)

dan karena konsisten dan fokus dengan perjuangan kita insya allah orang juga akan notice dan malah ikut berjuang bersama-sama, dan jadi sukses bersama-sama..Insya Allah (sambil tengok rekening hari ini yaaa, ada bonus tuh dari dBC Network ;) )

untuk sahabat2 lain yang mau mewujudkan mimpi jadi nyata bergabung dengan saya di dBC Network Oriflame, saya sendiri yang akan membantu dan bersama-sama mewujudkan mimpi-mimpi kita. bisa daftar disini Gabung atau inbox ke teti_umarih@yahoo.com untuk ngobrol selanjutnya ;) ditunggu yaaa

Teti Umarih
0818823184
www.bundamajubersama.com

sahabat-sahabat dBCNers, berkumpul, berdiskusi dan menyemangati...semua demi mewujudkan mimpi!

Kisah Pablo dan Bruno...edisi Mendongeng ;)

yuuk kita santai sejenak, tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan, ulangi beberapa kali...lalu bacalah kisah dibawah

Kisah Pablo dan Bruno di sebuah lembah di Italia,tahun 1801
=============================================================
Pada jaman dahulu kala, ada dua saudara sepupu yang sangat ambisius.  Yang pertama Pablo dan yang kedua Bruno, mereka tinggal berdampingan di sebuah desa kecil di Italia.

Kedua orang itu merupakan anak-anak muda yang berkualitas dan memiliki cita-cita yang tinggi, mereka juga sering berkhayal bagaimana jika suatu hari nanti menjadi orang terkaya di desanya.  keduanya orang yang sangat cemerlang dan tekun bekerja, yang mereka perlukan hanyalah kesempatan.

pada suatu hari kesempatan itu pun datang.  kepala desa memutuskan untuk mempekerjakan dua orang untuk membawa air dari sungai ke sebuah penampungan air di tengah desa itu.

Keduanya segera menuju sungai dan membawa ember masing-masing 2 buah.  Menjelang sore hari, keduanya telah mengisi penampungan air sampai mencapai sisi-sisi permukaannya.  Kepala Desa menggaji mereka masing-masing berdasarkan jumlah ember air yang mereka bawa.

"wah, ini berarti cita-cita kita terkabul!" seru Bruno. "saya tidak bisa percaya bahwa kita bisa mendapat rejeki sebanyak ini."

Tapi Pablo tidak ingin yakin begitu saja.  punggungnya nyeri dan kedua telapak tangannya lecet-lecet.  Akibat membawa dua buah ember yang berat.  Keesokan paginya, ia merasa takut saat harus pergi kerja. Karena itu, ia berfikir keras mencari akal bagaimana caranya membawa air dari sungai ke desanya.

"Bruno saya punya rencana," kata Pablo keesokan harinya saat mereka mengambil ember-ember dan berangkat menuju ke sungai. "daripada kita mondar-mandir membawa-bawa ember hanya untuk mendapatkan beberapa penny per hari.  kenapa kita tidak sekalian saja membuat sebuah saluran dar sungai ke desa kita."

Bruno menghentikan langkahnya seketika.  "Saluran pipa! ide darimana itu?" seru Bruno. 'kita kan sudah mempunyai perkerjaan yang sangat bagus, Pablo. saya bisa membawa membawa 100 ember sehari, dengan upah 1 penny/ember, berarti penghasilan kita bisa 1 dolar/hari. pada akhir minggu saya bisa membeli sepatu baru, pada akhir bulan saya bisa membeli seekor sapi dan dalam 6 bulan saya bisa membangun sebuah gubuk baru.  Kita akan kaya! jadi buang jauh-jauh pikiran untuk membangun saluran pipa itu."

Tapi pablo tidak putus asa.  Ia dengan sabar menerangkan tentang rencana pembuatan pipa salurannya kepada Bruno.  Pablo memutuskan untuk bekerja paruh waktu, dari senin-jumat separuh waktu dia bekerja mengangkut ember, separuh waktunya untuk membangun saluran pipa.  pada akhir pekan dia bekerja penuh untuk membangun saluran pipa.

Dari awal, dia sudah menyadari bahwa akan sulit baginya untuk menggali saluran di batu karang, karena hanya bekerja separuh waktu mengangkut ember maka penghasilannya pun otomatis menurun. Dia paham akan membutuhkan 1-2 tahun sampai saluran pipanya selesai.  Tetapi Pablo fokus pada impian dan cita-citanya, karena itu dia terus giat bekerja.

Sementara itu Bruno yangberpenghasilan 2 kali lipat dari Pablo, terus membangga-banggakan barang-barang barang-barang baru yang telah berhasil dibelinya.  ada keledai yang dilengkapi sadel kulit baru, diparkir di samping gubuk barunya yang punya 2 lantai.  Dia juga membeli baju-baju indah dan makan mewah di kedai desa.  Dia selalu mentraktir warga desa yang menyambutnya di bar untuk minum dan berkelakar.

Sementara Bruno hanya bisa berbaring di Hammock di sore hari dan tetap bekerja pada hari pekan.  pablo terus menggali saluran pipanya.  Pada bulan-bulan pertama, Pablo memang tidak bisa menunjukan hasil dari usahanya, saking beratnya usahanya dia juga bekerja sampai malam hari.

Tapi Pablo selalu mengingatkan diri sendiri bahwa cita-cita masa depan dibangun berdasarkan pada perjuangannya hari ini..dia pun semangat menggali batu karang inchi demi inchi.  Dari 1 inchi kemudian menjadi 1 kaki, kemudian menjadi 10 kaki, kemudian 20 kaki , 100 kaki dan seterusnya....

"bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian," kata-kata itu selalu dicamkannya saat ia kembali ke gubuknya dan menghempaskan tubuhnya yang lelah di kasurnya.  meski lelah dia sudah bisa memperkirakan keberhasilan yang akan dicapainya.  caranya setiap hari dia menetapkan target yang akan dicapainya hari itu, lau dia akan bekerja keras untuk mencapainya, dia yakin bahwa hasil yang akan dicapainya akan jauh lebih besar daripada perjuangan yang dilakukannya.

Hari berganti bulan, pada suatu hari Pablo menyadari bahwa saluran pipanya sudah setengah jalan, berarti dia hanya perlu bekerja setengah jalan lagi, saat beristirahat Pablo melihat saudaranya Bruno masih terus mengangkut ember-ember.  Bahu Bruno tampak semakin lama semakin bungkuk, langkahnya lamban akibat bekerja membawa beban selama  berbulan-bulan.  Bruno terkadang sedikit pesimis, bahwa dirinya akan ditakdirkan terus mengangkut ember-ember setiap hari sepanjang hidupnya.  Bruno tidak lagi minum-minum di bar, dia lebih sering duduk sendiri dis udut rumahnya sambil ditemani botol-botol kosong.

Akhirnya saat bahagia Pablo pun tiba, saluran pipanya rampung!  orang-orang desa berkumpul saat air mulai mengalir dari saluran pipanya menuju ke penampungan air di desa.  sekarang desa itu sudah bisa mendapat pasokan air bersih secara tetap.  bahkan orang-orang yang tinggal di desa lain mulai pindah ke desa itu, membuat desa itu semakin tumbuh berkembang dan makmur.

Setelah saluran pipa selesai, Pablo tidak perlu lagi membawa-bawa ember.  Airnya akan selalu mengalir, kapanpun saat dia bekerja ataupun tidur, semakin banyak air mengalir ke desa semakin banyak uang yang mengalir ke kantong Pablo.

banyak orang memuji pablo atas keberhasilannya, Tapi Pablo paham bahwa yang ia capai bukanlah suatu keajaiban, dia mendapatkannya karena kerja keras.

kini Pablo yang sudah sukses mendatangi saudaranya Bruno, untuk mengajaknya membangun saluran ke seluruh wilayah.  Jika sendirian Pablo membangun saluran pipa dalam masa 2 tahun, maka dengan bantuan Bruno pekerjaan membuat saluran akan menjadi jauh lebih cepat, apaalgi kini Pablo telah paham alat-alat apa yang digunakan, titik mana yang harusnya di gali dan dihindari, juga paham pipa-pipa yang harus dipasang.

Tahun-tahun berlalu Pablo dan Bruno sudah pensiun, usaha saluran pipanya terus mengalirkan uang ke tabungan mereka,mereka hidup bahagia tercapai sudah impian2 mereka bahkan melampui dari yang mereka pernah impikan sebelumnya.

================================================================

Setelah membaca kisah tadi, coba renungkan kita sekarang ada di jenis mana, kita sekarang ini apakah Bruno si pembawa ember atau Pablo si saluran pipa? kalau kita amati kita hidup masih di dominasi oleh mental pembawa ember, jika ditawari kesempatan membangun saluran pipa maka mereka akan menolak " cuma mereka yang lebih dahulu terjun membangun saluran pipa yang akan sukses!" atau kalaupun mau membangun saluran pipa akan balas bertanya.."tapi harus mencangkul ya? saya gak bisa mencangkul!"  padahal Pablo sudah menjelaskan bukan, dengan membangun saluran pipa oleh banyak orang pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan, apalagi Pablo sudah memahami ilmu membangun saluran saluran Pipa.

Dari hikmah kisah diatas, saya yang semula rajin membawa-bawa ember, mulai memikirkan untuk membuat saluran pipa, karena saya berfikir ember-ember yang saya bawa tidak akan mampu memenuhi pencapaian mimpi-mimpi saya.  supaya saluran pipa saya cepat rampung saya harus menghubungi orang-orang yang sudah ahli membuat saluran pipa, karena saya yakin dengan bergabung dengan para ahli pembuat saluran pipa, mimpi-mimpi saya akan segera tercapai.

dalam hal ini saluran pipa saya adalah dBC Network Oriflame, memang banyak yang menawarkan saluran pipa yang lain, tapi hanya dBC Network yang mempunyai peralatan ajaib namanya "e-pipeline" (saluran pipa internet).  e-pipeline ini sungguh luar biasa dalam hal efisensi waktu, kegiatan 'mencangkul' batu karang yang sedianya dilakukan dalam 100 jam, bisa diefisenkan hanya dengan 1 jam.

Kini e-pipeline dBC Network saya mulai menampakkan hasil, dibawah bimbingan dan kerjasama para pembuat saluran e-pipeline lainnya di dBC Network, perlahan-lahan saluran pipa saya mulai memanjang dan mulai mengalirkan air sedikit-demi sedikit, pada saatnya nanti (tidak terlalu lama) saluran akan terbangun dan rampung, e-pipeline saya akan terus mengalirkan air meski saya pensiun nanti.

saat ini saya masih bekerja keras membangun e-pipeline dan menduplikasi e-pipeline lainnya, jika kalian sudah lelah membawa-bawa ember, saatnya bergabung dengan saya membangun e-pipeline super canggih yang akan mengalirkan air dengan deras, kalian tidak akan sendirian, kami semua di dBC Network akan saling bekerja membantu membangun salurannya sehingga mimipi-mimpi kita apapun itu bisa lebih cepat di capai.

mari bergabung membangun saluran e-pipeline dBC Network disini
http://bit.ly/tetidaftar

Teti Umarih
0818823184
www.bundamajubersama.com

Diambil dari hasil membaca "The Parable of the Pipeline"  Burke Hedge

dBC Network Member ramai-ramai membangun e-pipeline dibawah asuhan sang Master Dini Shanti